MAKALAH PENENTUAN HARGA JUAL


PENENTUAN HARGA JUAL




Penentuan harga jual merupakan hal penting dalam suatu perusahaan karena merupakan dasar dalam penentukan keuntungan yang diharapkan. Penentuan harga jual juga mempengaruhi kehidupan perusahaan. Penentuan harga jual yang terlalu tinggi akan menyebabkan konsumen beralih pada perusahaan pesaing yang menawarkan harga lebih murah dengan kualitas barang atau jasa yang relatif sama. Hal ini menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian jangka panjang yaitu kehilangan konsumen yang secara otomatis akan mengurangi perolehan laba perusahaan. Sedangkan penentuan harga jual yang terlalu rendah menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena harga jual barang atau jasa tidak bisa menutupi seluruh biaya produksi.




a. Pengertian harga jual




Penetapan harga tidak hanya sekedar perkiraan saja, tetapi harus dengan perhitungan yang cermat dan teliti yang harus diselesaikan dengan sasaran yang dituju oleh perusahaan. Harga merupakan nilai pengganti suatu barang, untuk itu harga harus disesuaikan dengan kegunaan barang tersebut untuk konsumen.

Definisi harga menurut Basu Swastha (2005 : 241) adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Sedangkan menurut Kent B. Monroe (2000 : 609), harga adalah rasio formal yang menunjukkan jumlah uang atau barang atau jasa, yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah barang atau jasa tertentu.

Philip Kotler dan Armstrong (2008 : 439), mendefinisikan harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat•manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut Mulyadi (2001:78) “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up”. R. A. Supriyono mendefinisikan (1991:332): “Harga jual



adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh produsen kepada konsumen atas barang dan atau jasa yang diperolehnya senilai biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diharapkan oleh produsen.




b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual




Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan harga jual dari suatu barang atau jasa yang di produksi, yaitu :

1. Faktor biaya, merupakan dasar dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Biaya dapat langsung diidentifikasikan kepada produk atau jasa yang dihasilkan karena merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Biaya dapat memberikan informasi batas bawah suatu harga yang harus ditentukan oleh perusahaan atas suatu produk atau jasa. Batas bawah harga tersebut haruslah harga yang dapat menutupi seluruh biaya produksi walaupun dengan perolehan laba yang minimal.

2. Faktor bukan biaya, merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Faktor ini tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan karena faktor tersebut merupakan kegiatan yang bersifat timbal balik antara perusahaan dengan pasar.



Berikut ini faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Keadaan perekonomian, perubahan kondisi perekonomian suatu negara seperti perubahan inflasi dan deflasi dapat mempengaruhi harga suatu barang atau jasa yang diperjual-belikan di masyarakat.

2. Permintaan dan penawaran pasar, permintaan merupakan jumlah barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen di pasar pada tingkat harga beli tertentu, sedangkan penawaran adalah total barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen di pasar pada tingkat harga jual tertentu. Oleh karena itu, permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa harus dipertemukan dengan penawaran pasar sehingga terbentuk



suatu harga keseimbangan di mana harga tersebut merupakan harga jual yang diinginkan perusahaan dan juga merupakan harga yang sesuai dengan permintaan konsumen.

3. Elastisitas permintaan, elastisitas permintaan adalah kepekaan perubahan permintaan akan barang atau jasa terhadap perubahan harga. Elastisitas ini membantu manajer untuk memahami apakah suatu bentuk permintaan itu elastis atau inelastis. Elastis berarti perubahan sekian persen pada harga menyebabkan perubahan persentase permintaan yang lebih besar, sedangkan inelastis berarti perubahan sekian persen pada harga secara relatif sedikit mengubah persentase permintaan.

4. Tipe pasar, ada empat jenis struktur pasar yaitu pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli. Pasar-pasar ini memiliki perbedaan dalam jumlah pembeli dan penjual, tingkat keunikan produk atau jasa yang dihasilkan, seberapa besar rintangan untuk memasuki pasar, dan biaya khusus yang harus dikeluarkan.

5. Pengawasan pemerintah pengawasan pemerintah biasanya dilakukan untuk mengontrol besaran harga barang atau jasa yang beredar dimasyarakat agar tetap sesuai dengan keinginan perusahaan dan kemampuan masyarakat.

6. Citra atau kesan masyarakat, semakin tinggi citra suatu produk di masyarakat akan menyebabkan produsen menetapkan harga jual yang tinggi.

7. Tanggung jawab sosial perusahaan, penentuan harga jual barang atau jasa suatu perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh rasa tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan tujuan didirikannya perusahaan bukan hanya untuk mencari laba tetapi juga untuk melayani atau memenuhi kebutuhan masyarakat.

8. Tujuan non laba (nirlaba), pada organisasi non laba (nirlaba), laba bukan merupakan tujuan utama berdirinya organisasi tersebut tetapi bertujuan untuk melayani masyarakat agar tingkat kehidupannya lebih sejahtera. Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh perusahaan non laba berupa jasa yang harga jual produknya ditentukan sama dengan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk tersebut.




c. Metode penetapan harga jual




Pendekatan produksi sangat menentukan dalam penetapan harga jual, karena biaya•biaya yang dikumpulkan dengan metode berbeda akan menghasikan harga jual yang berbeda.


Menurut Mulyadi (2001 : 18), dalam penentuan harga pokok produksi terdapat dua metode, yaitu :

a. Full costing method



Dalam pendekatan full costing, untuk penentuan harga jual berdasarkan metode cost plus, pengertian harga adalah biaya untuk memproduksi satu unit produk ditambah dengan biaya non produksi. Full costing adalah penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap, maupun variabel kepada produk (Mulyadi, 2001 : 378).

b. Variabel costing method



Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel, kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biata tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, ditambah dengan biaya non produksi variabel dan biaya tetap.

Perbedaan dari kedua metode ini terletak pada perlakuan biaya•biaya yang bersifat tetap (biaya tetap). Metode full costing memperlakukan biaya tetap sebagai komponen dalam penentuan harga pokok produk. Sedangkan variabel costing memperlakukan biaya tetap dengan tidak memasukkan kedalam komponen penentuan harga pokok produk. Perbedaan perlakuan ini didasarkan pada biaya tetap kurang relevan dalam penentuan harga pokok produk.



Biaya yang terjadi pada perusahaan menufaktur digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Biaya produksi; Biaya produksi adalah biaya•biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari :

a. Biaya bahan baku



b. Biaya tenaga kerja



c. Biaya overhead pabrik



2. Biaya non produksi; Biaya non produksi adalah biaya•biaya selain biaya produksi. Biaya non produksi terdidi dari :

a. Biaya pemasaran



b. Biaya administrasi umum



Dalam menentukan harga, produsen dapat menentukan harga jual berdasarkan biaya•biaya yang dikeluarkan perusahaan. Keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dijadikan landasan metode penentapan harga jual yang dipakai perusahaan, yaitu dengan metode penetapan harga jual cost plus pricing dengan pendekatan full costing.

Menurut Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu:



Metode taksiran (judgemental method), metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang baru saja berdiri karena dilakukan dengan menggunakan prediksi tanpa menggunakan data statistik. Oleh karena itu kekurangan dari metode ini adalah tingkat keakuratan prediksi sangat rendah. Faktor biaya merupakan faktor yang berasal dari perusahaan, sehingga lebih mudah dalam menanganinya. Biaya juga menggambarkan batas minimun yang harus dipenuhi perusahaan untuk harga jual produknya.

Menurut Basu Swastha (2005 : 154), metode penentuan harga jual yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu :

a. Cost plus pricing method

Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok produk yang digunakan. Dalam metode ini, penjual atau produsen menetapkan harga untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit, ditambah dengan suatu jumlah laba yang diinginkan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus : Harga jual =

Biaya total + Margin

b. Mark up pricing method

Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para pedagang akan menentukan harga jualnya dengan cara menambahkan mark up yang diinginkan pada harga beli per satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis barang. Dalam menghitung harga jual, menggunakan rumus: Harga jual = Harga beli + Mark up

c. Penentuan harga oleh produsen


Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah awal dari rangkaian harga yang ditetapkan oleh perusahaan•perusahaan lain dalam saluran ditribusi. Karena itu, penetapan harga oleh produsen memegang peranan penting dalam menentukan harga akhir barang. Dalam menetapkan harga jualnya, produsen dapat berorientasi pada biaya. Proses penetapan harga dimulai dengan menghitung biaya per unit barang yang dihasilkan, kemudian menambahkan sejumlah mark up tertentu. Produsen menggunakan rumus yang mereka anggap cocok bagi mereka, tentunya berdasarkan pengamatan atas produk yang dihasilkannya. Setiap produk mempunyai pola biaya yang berbeda satu sama lainnya.


Karena banyaknya biaya yang ikut berpengaruh pada cost barang, maka terkadang harga ditetapkan dengan pemikiran langsung. Cara ini disebut Naive Cost Plus Method, yaitu penetapan harga secara apa adanya. Harga ditetapkan dengan menambah mark up yang dianggap pantas pada cost barang. Cost per unit dihitung dengan menganggap bahwa semua barang telah terjual dalam satu periode yang lalu. Lalu biaya total yang terjadi pada bulan tersebut dibagi dengan volume produksi.

d. Metode berbasis pasar (market-based pricing)

Harga pasar saat ini (current market price), metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut.

Harga pesaing (competitor price), metode ini menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama atau berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk pesaing.

Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current marker price), penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan internal. Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat penyiapan anggaran dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data sekunder. Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan dalam angka indeks (persentase). Indeks 87 berarti 87/100.

e. Metode berbasis biaya (cost-based pricing)

Biaya penuh plus tambahan tertentu (full cost plus mark-up), dalam metode ini budgeter harus mengetahui berapa proyeksi full cost untuk produk tertentu. Full cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dan atau dibebankan sejak bahan baku mulai diproses sampai produk jadi siap untuk dijual. Hasil penjumlahan antara full cost dengan tingkat keuntungan


yang diharapkan (required profit margin) yang ditentukan oleh direktur pemasaran atau personalia yang diberikan wewenang dalam penetapan harga, akan membentuk proyeksi harga untuk produk itu pada tahun anggaran mendatang. Required profit margin dapat juga ditetapkan dalam persentase. Untuk menetapkan profit, budgeter harus mengalikan full cost dengan persentase required profit margin. Penjumlahan antara profit dengan full cost akan menghasilkan proyeksi harga.

Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable cos plus mark-up) Dengan metode ini budgeter menggunakan basis variblel cost. Proyeksi harga diperoleh dengan menambahkan mark-up laba yang diinginkan. Mark-up yang diinginkan pada metode ini lebih tinggi dari mark-up dengan basis full cost. Hal ini disebabkan biaya variabel selalu lebih rendah daripada full cost.
f. Analisis dan Pembahasan


1. Metode penentuan harga jual pada PT. Danliris.


Dalam menentukan harga jualnya, PT. Danliris menggunakan “Naive Cost Plus Method”, yaitu penetapan harga yang apa adanya. Harga ditetapkan dengan menambahkan mark up yang dianggap pantas pada cost barang. Cost per unit dihitung dengan menganggap bahwa semua barang telah terjual dalam satu periode yang lalu. Lalu biaya total yang terjadi pada bulan tersebut dibagi dengan volume produksi. Adapun biaya•biaya produksi yang penulis ambil sebagai contoh adalah produk dengan kode produk “GG” dengan material cotton 68 x 68 lebar 115 cm adalah sebagai berikut :

a. Biaya langsung


Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu•satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai (Mulyadi 2001 : 15). Biaya langsung yang terjadi pada PT. Danliris meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai (Mulyadi 2001 : 16). Biaya tidak langsung yang terjadi pada PT. Danliris meliputi biaya tenaga kerja tak langsung, biaya perawatan gedung, biaya listrik dan air, biaya reparasi peralatan pabrik.

c. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu (Mulyadi 2001 : 17). Biaya tetap yang terjadi pada PT. Danliris meliputi biaya tenaga kerja tak langsung.

d. Biaya variabel



Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (Mulyadi 2001 : 16). Biaya variabel yang terjadi pada PT. Danliris meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

e. Biaya semivariabel



Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (Mulyadi 2001 : 16). Biaya variabel yang terjadi pada PT. Danliris meliputi biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya listrik dan air.





Biaya biaya yang terjadi pada PT. Danliris diatas lalu digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku tetap maupun variabel, sehingga membentuk harga pokok produksi (HPP).


a) Biaya bahan baku

Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi textile adalah grey serta dyestuff & chemical (pewarna & bahan kimia). Grey adalah kain mentah hasil dari proses spinning dan weaving pada kapas. Spinning adalah proses pemintalan kapas menjadi benang, sedangkan weaving adalah proses penenunan benang menjadi kain mentah, atau biasa disebut grey.





1. Penentuan Harga Jual Cost Plus Pricing Dengan Metode Full Costing.


Dalam penentuan harga jual cost plus pricing dengan metode full costing, biaya yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual adalah semua biaya yang terjadi dalam proses produksi ditambah biaya administrasi umum dan biaya pemasaran.

Dalam perhitungan harga jual diatas, PT. Danliris memperhitungkan unsur biaya produksi saja, sedangkan biaya non produksi tidak diperhitungkan. Dalam penentuan harga jual cost plus pricing, semua unsur biaya baik unsur biaya produksi maupun non produksi harus diperhitungkan menjadi biaya total. Setelah itu ditambahkan mark up atas biaya tersebut sebagai harga jual produk.

Biaya non produksi pada PT. Danliris meliputi biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. Untuk biaya pemasaran sebesar Rp. 300.000,• yang mencakup biaya transportasi, biaya reparasi transportasi serta biaya pemberian bonus penjualan kepada sales dan agen.

1) Biaya transportasi Rp. 100.000,•


2) Biaya reparasi transportasi Rp. 100.000,•


180.000,•


1) Bonus penjualan Rp. 100.000,•


Total biaya pemasaran Rp. 300.000,•

Sedangkan untuk biaya administrasi umum sebesar Rp. 180.000,• yang mencakup biaya pembelian alat•alat kantor, biaya administrasi kantor serta biaya lain• lain.

1. Biaya pembelian alat•alat kantor Rp. 100.000,•

2. Biaya administrasi kantor Rp. 30.000,•

3. Biaya lain•lain Rp. 50.000,•




Total biaya administrasi umum Rp.





Maka perhitungan penentuan harga jual cost plus pricing dengan metode full costing dengan mengharap laba sebesar 50% adalah sebagai berikut :


Harga pokok produksi (HPP)

produksi :

Rp.

95.670.000,• Biaya non


Biaya pemasaran

Rp.

300.000,•


Biaya administrasi umum

Rp.

180.000,•


Biaya total



Rp. 96.150.000,•




Harga jual = Biaya total + (% laba x Biaya total)

= 96.150.000 + (50% x 96.150.000)

= Rp. 144.225.000,•




Harga jual per unit (yard) = Harga jual

Jumlah unit (yard)

= Rp. 144.225.000,•

= Rp. 14.422,5

10.00 yard




Related Posts

0 Response to "MAKALAH PENENTUAN HARGA JUAL"

Post a Comment

Jika Postingan ini membantu kamu, ayo tinggalkan sedikit komentar agar Admin lebih bersemangat untuk terus menyediakan tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi orang lain :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel